Tepatnya di usia 13 tahun,
Apriani yang ada di bangku Sekolah Menengah Pertama tingkat 2, dia
sedang gemar-gemarnya untuk membuat cerita pendek, dia selalu memiliki
inspirasi yang sangat menarik, 1...2...3... cerpen telah dia buat dengan
baik, dia tak pernah memposting cerita pendeknya itu ke sosial media,
karena dia orangnya sangat tertutup.
Sampai dia menduduki bangku sekolah tingkat 3 dia masih membuat
cerpen-cerpen tentang cinta nan romantis, suatu ketika sang guru
pelajaran Bahasa Indonesia menugaskan kepada semua siswa untuk membuat
cerita pendek. Pada saat itu Apriani tak tahu harus membuat cerita
palagi, apa harus mengumpulkan cerpen yang telah ia buat sebelumnya atau
membuat cerpen lagi yang baru, dia pada saat itu Bimbang, dia meminta
solusi kepada temannya yang bernama Anggita, dan temannya itu
menyarankan Apriani utnuk membuat cerpen yang baru. Akhirnya Apriani
membuat cerpen yang baru.